ASAL-USUL DAN AKHIR MORALITAS DALAM PEMIKIRAN NIETZSCHE
Oleh: Risalatul Hukmi
Intisari
Penulisan artikel ini sepenuhnya didasarkan pada perdebatan moral dalam diskursus etika yang cenderung melihat nilai secara “an sich”, sehingga atas nilai tersebut digantungkan suatu bentuk kehidupan yang lebih ideal. Dalam hal ini, penghadiran Nietzsche dimaksudkan untuk memberi kritik tajam dengan membongkar semua kekeliruan dalam seluruh prasangka moral yang ada. Melalui genealogi yang diartigunakan sebagai penelusuran asal-usul dengan pendekatan fisio-psikologis, Nietzsche secara tidak langsung telah mewartakan bahwa moralitas telah berakhir dalam ketidakbermaknaannya bagi kehidupan.
Kata Kunci: Nietzsche, Moral, Etika, Genealogi.
MEMBONGKAR KETIDAKADILAN “DIFFEREND” DI ERA POSTMODERN
(FILSAFAT POLITIK JEAN-FRANCOIS LYOTARD)
Oleh: Lukas Benevides
Intisari
Artikel ini bertujuan untuk melakukan kajian eksploratif atas gagasan filosofis-politis Jean-Francois Lyotard. Kompleksitas realitas politik di era postmodern menciptakan begitu banyak korban ketidakadilan. Banyak teori besar yang tidak kompatibel untuk membongkar ketidakadilan. Teori-teori besar tidak lain hanyalah metanarasi yang memproduksi ketidakadilan. Para korban dalam kasus-kasus differend sangat rentan menderita ketidakadilan karena ketidakmampuan hakim dalam menemukan frase baru untuk menyelesaikan konflik. Di tengah kerumitan ini, Lyotard menawarkan filsafat politiknya sebagai prosedur untuk mendeteksi dan menyingkapkan differend. Filsafat politik Lyotard memulai operasinya dengan permainan bahasa dan jenis diskursus dari dunia wacana bahasa. Lyotard kemudian menerapkan metode linguistik ini ke dalam arena politik. Pendekatan ini diimplementasikan untuk menemukan frase yang tepat dalam menangani kasus-kasus differend sesuai dengan keliyanan atau keperistiwaannya. Meskipun demikian, Lyotard selalu menginsafi keterbatasan bahasa dalam mengejawantahkan realitas. Karena itu, pendekatan Lyotard ini hanyalah salah satu prosedur alternatif, bukan satu-satunya.
Kata Kunci: Politik, Postmodern, Differend, Permainan Bahasa, Jenis Diskursus.
KRITIK ATAS NALAR ARAB-ISLAM
(TINJAUAN EPISTEMOLOGI ISLAM MENURUT MOHAMMAD ABED AL-JABIRI)
Oleh: Nafsiyatul Luthfiyah
Intisari
Artikel ini berusaha membedah epistimologi nalar Arab Islam dalam perspektif Al-Jabiri. Melalui proyek kritik nalarnya, Al-Jabiri berusaha membebaskan kesadaran bangsa Arab dari kungkungan otoritas turats yang terlalu menghegemoni, kemudian memulainya lagi dari realitas budaya Arab-Islam tanpa harus terjebak dalam kungkungan perspektif dominan. Perhatiannya terhadap turats membuat Al-Jabiri digolongkan sebagai pemikir post-tradisionalis. Posisinya cukup penting dan berpengengaruh terhadap perkembangan pemikiran Arab kontemporer, khususnya terkait capaiannya dalam mengurai epistimologi Islam yang terpetakan ke dalam tiga tipologi dasar: Bayani, Irfani, dan Burhani.
Kata kunci: Al-Jabiri, Kritik Nalar Arab, Bayani, Irfani, dan Burhani.
TELAAH SOSIOLOGI ILMU TERHADAP OBJEKTIVITAS ILMU
Oleh: Khoiril Maqin
Intisari
Artikel ini bertujuan untuk mengevaluasi pandangan objektivitas ilmu yang individualistik dan bebas nilai, yang berakar pada positivisme logis, dengan menyajikan berbagai respon atas pandangan tersebut. Respon tersebut lahir dari para pemikir dengan pandangan yang menekankan peran komunitas ilmiah dan nilai dalam pembentukan objektivitas. Melalui kacamata sosiologi ilmu, bentuk objektivitas yang telah disajikan akan dikaji dengan mempertimbangkan dimensi sosiologis objektivitas dan persoalan internal sosiologi ilmu. Telaah dimensi sosiologi ilmu atas objektivitas tersebut didasarkan pada pengertian ilmu secara konvensional. Hasil kajian ini memperlihatkan dan sekaligus menegaskan bahwa komunitas ilmiah dan masyarakat secara luas berperan penting dalam pembentukan objektivitas ilmu.
Kata Kunci: Sosiologi Ilmu, Objektivitas Ilmu, Komunitas Ilmiah.