Vol. 3 No. 2 Oktober 2016

Fenomena Mental
dalam Filsafat Analitik Awal

Oleh: Ajeng Nabila Putriningrum

Intisari

Membicarakan mental, kesadaran, dan intensionalitas membuat kita secara otomatis teringat pada fenomenologi. Edmund Husserl, Martin Heidegger, dan penerus-penerusnya telah membangun teori yang demikian rumit dan panjang mengenai persoalan “isi kepala” manusia sejak dahulu. Persoalan mental, dalam filsafat analitik awal, tidak seeksplisit dalam fenomenologi meskipun keduanya berasal dari akar yang sama. Namun, hal itu tidak berarti filsafat analitik awal menyisihkan persoalan mental. Malah, pembahasan tentang mental sangat berperan dalam usaha mengurai persoalan-persoalan logika. Oleh karenanya, artikel ini bertujuan untuk mencari tahu dan menjabarkan pemikiran filsuf analitik awal tentang fenomena mental yang—dalam artikel ini diwakili oleh Gottlob Frege dan Bertrand Russell—didominasi oleh logika dan bahasa.

Kata Kunci: Mental, Filsafat Akal Budi, Filsafat Bahasa.


Metafisika-Puitika Martin Heidegger

Oleh: Taufiqurrahman

Intisari

Artikel ini bertujuan untuk merekonstruksi pemikiran Martin Heidegger tentang bahasa dalam bingkai ontologi fundamental. Ontologi fundamental adalah kritik Martin Heidegger terhadap mainstream metafisika Barat yang cenderung onto-teo-logis dan bercorak subjektif. Menyangkal kecenderungan onto-teo-logis dan meminggirkan subjektivisme dari metafisika, ontologi fundamental ini akhirnya ditandai oleh keduniawian (worldliness/Weltlichkeit) dan pasivitas aktif manusia. Metafisika-puitika sebagai kelanjutan proyek ontologi fundamental Martin Heidegger dalam konteks bahasa juga dicirikan oleh keduniawian dan pasivitas aktif manusia. Ciri-ciri tersebut terwujud dalam: pertama, keterkaitan bahasa—yang pada hakikatnya puitis—dengan kebermukiman manusia di bumi; dan kedua, pemahaman manusia terhadap makna Ada yang dimediasi oleh bahasa (puisi) dimungkinkan jika dan hanya jika manusia pasif sekaligus aktif.

Kata Kunci: Ontologi Fundamental, Bahasa, Keduniawian, Pasivitas Aktif.


Kalkulus Individual: Logika
Mereologi dan Konsep Infiniti
Relasi Ontologis Bagian dan Keseluruhan
sebagai Material Penalaran Logika

Oleh: Fitriadi K.

Intisari

Artikel ini diangkat melalui kajian mereologi yang tendensius terhadap penalaran ontologi dalam perkembangan diskursus philosophy of logic (filsafat logika). Mereologi adalah sebuah teori parthood relations: memeriksa karakter relasi part dan whole atau relasi antara bagian atas bagian dengan keseluruhan. Dengan memberikan gambaran secara umum salah satu problem logika dalam model kalkulus individual, khususnya ukuran suatu karakter relasi ontologis setiap individu, hasil dari artikel ini akan memperlihatkan batasan setiap relasi individu, yang selanjutnya berimplikasi terhadap konsep infiniti, x sebagai ketertutupan universe.

Kata kunci: Logika, Mereologi, Kalkulus Individual, Konsep Infiniti.


Yang-Lain sebagai Fondasi Nilai
Sebuah Gugatan Filosofis terhadap Terorisme

Oleh: Fransiskus Nong Budi, C. P.

Intisari

Keseharian kita adalah Yang-Lain. Namun apa makna Yang-Lain dalam kebersamaan dan keseharian kita ketika sebuah ledakan bom bunuh diri—atau apa pun namanya, entah terorisme atau radikalisme—dialami? Apa fondasi dari realitas tersebut? Kebersamaan kita dan Yang-Lain perlu dimaknai kembali, bahkan realitas pun segera dieksplorasi. Artikel ini merupakan sebuah usaha merenungi keseharian kita. Penulis sebagai bagian dari kita hendak memberikan hasil penelusuran terhadap apa yang terjadi di tengah-tengah kita. Objek penelusuran ialah bom bunuh diri serta akibatnya bagi kebersamaan. Ke-kita-an kitalah yang disoroti dan dasar dari realitas itu.

Kata Kunci: Yang-Lain, Kita, diri, Fondasi Nilai, Jihad.